Ogoh-Ogoh ‘Anyolahi Lati’ Dipersembahkan ST Yowana Dharma Laksana Banjar Meranggi Kesiman

1 day ago 3
ARTICLE AD BOX
Ketua STYDL, I Kadek Yoga Febrian Ramartha, mengungkapkan bahwa pengerjaan Ogoh-Ogoh telah dimulai sejak Desember 2024. "Kami memulai proses dari pengelasan besi, mencari ide, dan merancang konsep. Lalu berlanjut ke proses nuasen, ngulat, dan pembentukan sejak pertengahan Januari 2025. Sejauh ini, progres pengerjaan sudah mencapai 40 persen," ujar Kadek Yoga saat ditemui pada Minggu (26/1/2025) dini hari.

Ia menjelaskan bahwa tahun ini STYDL menganggarkan Rp30 juta untuk pembuatan Ogoh-Ogoh. "Tahun ini ada peningkatan dana. Hal ini karena kami ingin menjadikan Ogoh-Ogoh sebagai media pembelajaran untuk menemukan bibit baru, menjalin kebersamaan, dan memanfaatkan Banjar sebagai wadah kreativitas setiap tahun," tambahnya.

Makna Filosofis Anyolahi Lati

Konsep "Anyolahi Lati" diambil sebagai tema Ogoh-Ogoh tahun ini. Filosofi ini mencerminkan lidah manusia, yang seperti pepatah mengatakan "lidah tak bertulang." Menurut Kadek Yoga, tema ini menyiratkan bahwa lidah bisa menjadi sumber kebahagiaan atau sebaliknya, melukai hati seseorang. Tema ini juga menggambarkan seseorang yang terlihat baik di depan tetapi suka membicarakan orang lain di belakang.

Terkait adanya perlombaan Ogoh-Ogoh di Kota Denpasar, Kadek Yoga menyambut baik ajang ini. "Kami berani bersaing dan menampilkan karya terbaik kami di tahun 2025. Namun, saya berharap nantinya ada evaluasi, seperti memisahkan kategori perlombaan untuk para juara dan pemula, agar mereka memiliki tempat masing-masing dan bisa lebih siap mempersiapkan karyanya," ujarnya.

Ia juga menyampaikan pandangannya terkait penggunaan sound system pada parade Ogoh-Ogoh. Menurutnya, penggunaan sound system kurang tepat karena Ogoh-Ogoh adalah bagian dari budaya Bali yang sarat nilai tradisional.

"Harapan saya, hasil keputusan juri nantinya bisa diterima semua pihak dengan baik tanpa ada pro dan kontra lagi. Kami ingin lomba Ogoh-Ogoh menjadi ajang kreativitas, bukan tempat untuk pertentangan," tutup Kadek Yoga. *m03

Read Entire Article