3 hours ago
2
ARTICLE AD BOX
Sikap ini dipilih Koster ketika ditanya apakah mereka bakal membentuk koalisi plus. Menerima partai politik (parpol) di luar gabungan parpol PDIP, Hanura, PKB, PPP, Partai Gelora, Partai Buruh, dan Partai Ummat yang mengusung mereka di Pilgub Bali 2024 lalu.
“Bagi kami, tidak ada istilah koalisi. Yang ada adalah kerja sama dan gotong royong semua pihak,” tegas Koster didampingi wakilnya I Nyoman Giri Prasta usai ditetapkan KPU Bali sebagai Calon Gubernur Bali Terpilih di Badung, Kamis (9/1/2025) lalu.
Gabungan parpol pengusung Koster-Giri ini semuanya berada di luar parlemen Bali, kecuali PDIP. Sehingga, hanya PDIP saja dalam koalisi yang memiliki kekuatan politik di DPRD Provinsi Bali, utamanya dalam proses penganggaran dan pembentukan Perda bersama Pemerintah Provinsi Bali.
Di sisi lain, pasangan Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) diusung parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus seperti Gerindra, Golkar, NasDem, PSI, Demokrat, PKS, dan PAN. Gerindra, Golkar, dan PSI ada di dalam parlemen Bali.
Meski begitu, PDIP sendiri menguasai 32 atau 58,18 persen dari keseluruhan 55 kursi di DPRD Bali. Namun, dengan 32 anggota dewan saja, PDIP belum bisa memenuhi kuota forum (kuorum) dalam rapat pengambilan keputusan APBD dan Perda.
“Tentunya kami akan merangkul yang berada di luar pemerintahan,” imbuh Koster.
Dalam pidato sambutan perdana sebagai Cagub Bali Terpilih, Koster menegaskan bahwa dirinya berkawan dengan Muliawan alias De Gadjah. Kata dia, tensi politik di antara mereka pun sudah mereda di malam Pilkada Serentak 2024, 27 November malam, pukul 20.30 WITA.
“Bapak Made Muliawan Arya telah menyampaikan ucapan selamat kepada titiang melalui media sosial pada 27 November 2024 malam, sekitar pukul 20.30 WITA setelah diperoleh hasil penghitungan suara cepat berbasis TPS,” ungkap Koster dalam pidato sambutannya.
Koster memuji sikap simpati, sportivitas, dan kedewasaan De Gadjah. Kata dia, ini jadi pertanda komitmen kuat keduanya untuk menjaga kedamaian dan kondusivitas Bali. “Tepuk tangan untuk Made Muliawan Arya dan juga Putu Agus Suradnyana,” tandasnya. *rat
“Bagi kami, tidak ada istilah koalisi. Yang ada adalah kerja sama dan gotong royong semua pihak,” tegas Koster didampingi wakilnya I Nyoman Giri Prasta usai ditetapkan KPU Bali sebagai Calon Gubernur Bali Terpilih di Badung, Kamis (9/1/2025) lalu.
Gabungan parpol pengusung Koster-Giri ini semuanya berada di luar parlemen Bali, kecuali PDIP. Sehingga, hanya PDIP saja dalam koalisi yang memiliki kekuatan politik di DPRD Provinsi Bali, utamanya dalam proses penganggaran dan pembentukan Perda bersama Pemerintah Provinsi Bali.
Di sisi lain, pasangan Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) diusung parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus seperti Gerindra, Golkar, NasDem, PSI, Demokrat, PKS, dan PAN. Gerindra, Golkar, dan PSI ada di dalam parlemen Bali.
Meski begitu, PDIP sendiri menguasai 32 atau 58,18 persen dari keseluruhan 55 kursi di DPRD Bali. Namun, dengan 32 anggota dewan saja, PDIP belum bisa memenuhi kuota forum (kuorum) dalam rapat pengambilan keputusan APBD dan Perda.
“Tentunya kami akan merangkul yang berada di luar pemerintahan,” imbuh Koster.
Dalam pidato sambutan perdana sebagai Cagub Bali Terpilih, Koster menegaskan bahwa dirinya berkawan dengan Muliawan alias De Gadjah. Kata dia, tensi politik di antara mereka pun sudah mereda di malam Pilkada Serentak 2024, 27 November malam, pukul 20.30 WITA.
“Bapak Made Muliawan Arya telah menyampaikan ucapan selamat kepada titiang melalui media sosial pada 27 November 2024 malam, sekitar pukul 20.30 WITA setelah diperoleh hasil penghitungan suara cepat berbasis TPS,” ungkap Koster dalam pidato sambutannya.
Koster memuji sikap simpati, sportivitas, dan kedewasaan De Gadjah. Kata dia, ini jadi pertanda komitmen kuat keduanya untuk menjaga kedamaian dan kondusivitas Bali. “Tepuk tangan untuk Made Muliawan Arya dan juga Putu Agus Suradnyana,” tandasnya. *rat
English (US) 