ARTICLE AD BOX
Kegiatan dilangsungkan di lapangan terbuka UNHI dan merupakan puncak dari rangkaian acara Topeng Festival yang ketujuh.
Ketua BEM IKBM UNHI, I Made Pande Sedana Merta, menjelaskan bahwa Topeng Festival bertujuan memadukan pelestarian tradisi dan pengembangan kreativitas mahasiswa. “Topeng” dalam budaya Bali melambangkan peran atau identitas dalam menjalankan kewajiban Dharma di masyarakat. "Melalui festival ini, mahasiswa diajak menggali tradisi seni Bali dan menciptakan karya dengan sentuhan modern," ujarnya.
Lomba Gong Suling dan Baleganjur Ngarap Semarakkan Topeng Festival
Festival ini menyuguhkan dua kompetisi utama, yaitu Lomba Gong Suling yang diikuti lima kelompok (Sekaa), dan Lomba Baleganjur Ngarap dengan 15 peserta. Perlombaan dibuka oleh Rektor UNHI, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S., pada Jumat (11/10) pukul 17.00 WITA dengan Lomba Gong Suling, disusul penampilan lima Sekaa Baleganjur Ngarap pada pukul 20.30 WITA. Hari kedua, lomba Baleganjur Ngarap dilanjutkan dengan penampilan 10 Sekaa hingga pukul 22.00 WITA, sekaligus penyerahan hadiah kepada para pemenang.
Rektor UNHI berharap festival ini dapat menjadi wadah bagi munculnya kreativitas baru dalam seni tradisi Bali. "Lewat lomba ini, kita harapkan muncul inovasi seni yang memperkaya budaya kita," ujarnya. Ia menambahkan bahwa festival ini merupakan bentuk kepedulian UNHI dalam melestarikan budaya Bali dan mengajak generasi muda bergabung dalam keluarga besar UNHI.
Menumbuhkan Kembali Musik Tradisional Melalui Lomba
Lomba Gong Suling dan Baleganjur Ngarap diadakan untuk memperkuat pelestarian musik tradisional Bali yang jarang diperlombakan. Gong Suling mengacu pada gabungan instrumen gong dan seruling yang sering digunakan dalam upacara keagamaan, sementara Baleganjur dikenal sebagai iringan upacara ngaben.
Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Kolonel Purn. Dr. Drs. Dewa Ketut Budiana, M.Fil, menyampaikan bahwa kedua musik ini memiliki keterkaitan dengan siklus kehidupan manusia. “Seperti bambu pada suling, manusia juga menjalani berbagai tahapan hidup,” jelasnya.
Ketua panitia, I Gede Arystha Priana Wirawan, mengungkapkan bahwa Topeng Festival kali ini mendapatkan sambutan hangat dari berbagai pihak. "Mahasiswa sangat antusias berkompetisi, menciptakan ide, dan pola musik yang inovatif," tuturnya. Selain lomba, festival ini juga menjadi ajang promosi kampus dan wadah pengembangan diri mahasiswa dalam mengekspresikan kreativitas di bidang seni dan budaya.
Topeng Festival ini menunjukkan komitmen BEM IKBM UNHI dalam melestarikan seni tradisi sekaligus mendorong inovasi baru di kalangan mahasiswa, dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Tri Hita Karana. *m03
Berikut hasil penilaian juri dan pemenang lomba Gong Suling dan Balaganjur Ngarap:
Pemenang Kategori Balaganjur Ngarap
1. PMHD Universitas Warmadewa
2. Paiketan Yowana Desa Adat Tembawu
3. Sanggar Aswini Kembar
Harapan 1: Komunitas Seniman Polos
Harapan 2: ST Widya Bhakti
Harapan 3: Sanggar Seni Bandrang Mas
Juara Favorit: Seka Gong Yowana Taman Satya Budaya
Pemenang Kategori Gong Suling
1. Sekaa Gamelan Suling Aswanda Gita
2. Sekaa Sebunan Gamelan Suling Sandhi Swara
3. Nada Acharya
Juara Favorit: Seka Gong Kesari Grinsing
Juri
- Gong Suling: I Wayan Sudiarsa, S.Sn., M.Sn., Pande Gede Eka Mardiana, S.Sn., M.Sn., dan I Dewa Putu Rai.
- Balaganjur Ngarap: I Wayan Sudiarsa, S.Sn., M.Sn., I Ketut Gede Rudita, S.Sn., M.Sn., dan I Wayan Arik Wirawan, S.Sn., M.Sn.