ARTICLE AD BOX
MANGUPURA, NusaBali
Kondisi mangrove di Jalan Tol Bali Mandara cukup memprihatinkan. Bahkan terkesan kurang terawat, sehingga banyak yang mati. Terutama mangrove yang ditanam dengan pola tulisan ‘G20’. Mangrove ini awalnya ditanam pada November 2022 sebagai bagian dari persiapan menyambut para delegasi KTT G20. Namun setelah dua tahun berlalu, jenis mangrove rhizophora mucronata tersebut ternyata memiliki tingkat kelangsungan hidup atau survival rate yang rendah.
Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol I Ketut Adiputra Karang, menjelaskan tanaman mangrove bertuliskan ‘G20’ berada di KM 3+000 sampai dengan KM4+000, di area jalan tol. Penanaman mangrove tersebut dilakukan sebagai bagian dari upaya konservasi di kawasan Teluk Benoa. Selain itu, proses penanaman ini juga telah melalui berbagai tahapan konsultasi dengan ahli, instansi terkait, dan dinas lingkungan.
“Penanaman mangrove tersebut merupakan bagian dari upaya konservasi mangrove di kawasan Teluk Benoa. Kami secara berkala juga telah melaksanakan perawatan dan pemeliharaan area mangrove, termasuk di area yang bertuliskan ‘G20’, sesuai dengan standar pelestarian lingkungan yang berlaku,” ujar Adiputra pada Rabu (23/10) sore.
Namun, Adiputra melanjutkan jika mangrove bertuliskan ‘G20’ dengan jenis rhizophora mucronata itu memiliki tantangan tersendiri. Lokasi ini terpengaruh oleh gelombang laut yang kuat dan kondisi pasang surut ekstrem, yang menjadi salah satu faktor utama rendahnya tingkat kelangsungan hidup (survival rate) tanaman mangrove.
“Selain itu adanya sampah kiriman yang tersangkut pada bibit mangrove juga berdampak terhadap survival rate pada tanaman mangrove, Pada umumnya, dalam satu kali penanaman, tidak semua bibit dapat bertahan hingga dewasa dengan kondisi tersebut,” jelasnya.
Menurut berbagai sumber dengan studi kasus yang relevan, lanjut Adiputra, tingkat survival rate dari mangrove berjenis rhizophora mucronata dalam kondisi alam yang ekstrem hanya mencapai 12 persen. Makanya, langkah antisipasi sebetulnya telah dilakukan dengan menerapkan metode penanaman guludan, yakni teknik penanaman mangrove di lahan yang tergenang air. Metode tersebut dirancang untuk meningkatkan kemungkinan hidup bibit mangrove di lingkungan yang sulit. Selain itu, PT Jasamarga Bali juga melakukan langkah lain seperti memasang jaring pada sekeliling area guludan untuk melindungi bibit mangrove dari sampah kiriman.
“Meskipun metode ini telah diterapkan, survival rate mangrove tetap terpengaruh oleh kondisi alam, seperti gelombang laut yang kuat dan kondisi pasang surut ekstrem. Hal itu pun yang menyebabkan beberapa tanaman tidak dapat bertahan,” kata Adiputra.
Sebagai informasi, PT Jasamarga Bali Tol juga telah menanam mangrove di area Interchange atau di KM 1N + 800, Jalan Tol Bali Mandara, termasuk di ketiga akses masuk gerbang tol. Hingga saat ini, kondisi mangrove di lokasi-lokasi tersebut tumbuh dengan baik karena tanaman mangrove di area ini tidak terkena dampak gelombang laut yang kuat maupun kondisi pasang surut yang ekstrem. “Kami ingin menegaskan bahwa perawatan terhadap mangrove dilakukan secara rutin dan terencana. PT Jasamarga Bali Tol berkomitmen untuk melestarikan lingkungan dan akan terus memantau serta melakukan evaluasi terhadap kondisi mangrove di sepanjang Jalan Tol Bali Mandara,” tegasnya. 7 ol3