ARTICLE AD BOX
Ketua Umum IADO Gatot S. Dewa Broto mengatakan, Direktorat Edukasi terus berusaha meningkatkan edukasi anti-doping, mulai dari daerah hingga di pusat. Menurutnya, di satu sisi edukasi ke sejumlah daerah serta cabang olahraga tetap dilakukan.
“Lalu pada saat bersamaan juga intensif membantu National Olympic Committee (NOC) dan National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, dalam memfasilitasi para atletnya agar dapat memperoleh edukasi anti-doping melalui platform e-learning resmi dari WADA," kata Gatot.
Gatot juga mengatakan, penguatan edukasi juga dilakukan melalui kolaborasi dengan Direktorat Testing melalui penyebarluasan pemahaman terkait Whereabouts.
"Tentang Whereabouts, dimana yang jadi prioritas menerima edukasi anti-doping adalah atlet RTP (Registered Testing Pool) dan kemudian TP (Testing Pool) sebagaimana telah ditetapkan pada ISE yang berlaku," ujar Gatot Dewo Broto.
Selain itu, kata Ketua Umum IADO itu, pada beberapa multievent internasional maupun single event dalam cabang olahraga tertentu, tidak menutup kemungkinan diperlukannya aktivasi dan pengisian Whereabouts guna pelaksanaan pengujian doping oleh penyelenggara.
Oleh sebab itu, dibutuhkan kerja sama antara Direktorat Edukasi dan Direktorat Testing untuk membantu para atlet. Gatot menambahkan, penguatan edukasi lain yang tidak kalah penting adalah syarat edukasi anti-doping sebelum bertanding oleh penyelenggara yang sudah mulai banyak diberlakukan.
Untuk mempermudah proses penggunaan ADEL, tambah dia, Direktorat Edukasi, juga telah berusaha untuk membantu para atlet dan ASP dengan menyediakan ADEL yang menggunakan Bahasa Indonesia, sehingga dapat memudahkan para atlet dan ASP dalam pengerjaannya.ant