ARTICLE AD BOX
MANGUPURA, NusaBali
Pedestrian atau jalan setapak di kawasan Pantai Kuta, Kecamatan Kuta, Badung mengalami kerusakan akibat dihantam gelombang tinggi pada Sabtu (4/1) sore. Insiden ini terjadi sekitar pukul 17.00 Wita.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung, Anak Agung Rama Putra, tak memungkiri peristiwa tersebut. Dia menjelaskan bahwa gelombang tinggi menjadi penyebabkan pedestrian di kawasan Pantai Kuta alami kerusakan.
“Iya kemarin (Sabtu) pukul 17.00 Wita gelombang air sangat tinggi,” kata Gung Rama dikonfirmasi pada Minggu (5/1) siang.
Menurutnya, kerusakan yang terjadi tidak terlalu luas, hanya sekitar lima meter. Namun, lokasi kerusakan berada di dekat salah satu hotel, yang tak jauh dari area yang ramai dikunjungi wisatawan. Sebagai langkah antisipasi, Gung Rama menjelaskan jika telah memasang rambu peringatan di lokasi kerusakan. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan wisatawan dan pedagang yang beraktivitas di sekitar pantai. Desa adat Kuta juga disebut turut membantu dengan menyampaikan informasi kepada masyarakat dan pengunjung mengenai adanya kerusakan tersebut.
“Hingga saat ini belum ada laporan kerugian dari wisatawan maupun pedagang terkait insiden ini. Kami sudah memasang garis polisi dan tanda peringatan di area tersebut,” kata Gung Rama.
Disinggung rencana perbaikan pedestrian Pantai Kuta yang rusak, Gung Rama mengaku akan dimulai pada Senin (6/1) hari ini. Pihaknya telah menyiapkan peralatan dan personel untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Namun, pekerjaan ini harus menunggu kondisi air laut yang lebih stabil. “Kalau tidak ada hambatan, dengan upaya maksimal perbaikan hanya akan memakan waktu satu hari. Astungkara besok (hari ini) sudah selesai,” ucapnya.
Kerusakan pedestrian akibat gelombang tinggi ini menjadi peringatan bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan perlindungan kawasan pesisir. Gung Rama menyarankan pembangunan dinding penahan (revetment) di depan jalan setapak sebagai langkah mitigasi jangka panjang.
“Mencegah agar kejadian serupa tidak terulang, harus ada revetment atau dinding penahan setelah walkway. Dengan begitu, gelombang pasang tidak langsung menghantam pedestrian. BWS Bali-Penida memiliki rencana untuk mengisi pasir pantai dan memasang breakwater di sejumlah titik. Kita lihat saja evaluasi dan kajian-kajian yang dilakukan oleh BWS Bali-Penida dan kalau berbicara ke depannya agar aman sekali harus ada kekuatan di depan walkway,” kata Gung Rama. 7 ol3